Rabu, 30 April 2008

Jose Ramos Horta tuduh Desi Anwar

Pada 17 April 2008 lalu, Presiden Timor Lesthe, Jose Ramos Horta menuding Desi Anwar, Jurnalis senior MetroTV telah melanggar kode etik jurnalistik dan turut membantu dalam percobaan pembunuhan dirinya. Jose Ramos Horta kembali bikin berita, ketika dulu Timor Leste alias Timor Timur masih jadi wilayah Indonesia, orang inilah yang paling gencar menyerukan gerakan kemerdekaan Timtim. Horta sering kali menyerang Indonesia melalui berbagai statement yang memojokan Indonesia. Setelah Timor Leste resmi menjadi Negara berdaulat sendiri, Horta terjun sendiri ke politik praktis dan akhirnya dia berhasil menjadi Presiden Timor Leste. Timor Leste dibawah pimpinan Horta sepertinya ada beberapa pihak di Timor Leste sendiri menyatakan ketidaksukaannya terhadap gaya kepemimpinan Horta yang dinilai telah melenceng dari cita-cita awal rakyat Timor Leste. Salah satu penentangnya adalah Mayor Alfredo Reinaldo, seorang pemimpin militer dan juga mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste.
Mayor Alfredo Reinaldo langsung dianggap pembangkang oleh Horta dan juga Xanana Gusmao sehingga sang Mayor ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan akan melakukan tindakan makar. Mayor Alfredo Reinaldo memang seorang pejuang kharisatik sehingga ada saja yang membantunya memberi jalan untuk meloloskan diri dari tahanan. Lalu Mayor Alfredo Reinaldo dianggap sebagai buronan yang paling dicari-cari oleh pihak keamanan Timor Leste dan juga petugas keamanan bantuan dari Australia. Namun ajaibnya si buronan nomor1 se-Timor Leste saat itu muncul dalam acara Kick Andy yang ditayangkan oleh MetroTV.
Pada tanggal 11 Februari, tiba-tiba dunia dikejutkan oleh peristiwa penembakan terhadap Ramos Horta yang menurut keterangan pasukan perdamaian Australia yang ditempatkan di Timor Leste dilakukan oleh komplotan Mayor Alfredo Reinaldo. Ramos Horta tersungkur nyaris tewas namun rupanya malaikat pencabut nyawa belum mau mengambil nyawanya. Karena di Timor Leste belum ada Rumah Sakit yang mumpuni maka si Presiden Timor Leste tersebut dibawa ke Australia untuk perawatan lebih lanjut. Mayor Alfredo Reinaldo sang tertuduh tidak bisa diselediki lebih lanjut karena ia tewas dengan sejumlah luka tembak yang katanya dimuntahkan oleh pengawal Ramos Horta.
Setelah sehat, Ramos Horta kembali pulang ke Timor Leste dan langsung mulutnya mengeluarkan pernyataan yang intinya menuduh keterlibatan Indonesia dalam kasus penembakan dirinya. Pernyataan ini kontan mendapat reaksi keras dari Indonesia melalui gertak sambal Presiden SBY yang lumayan bikin kedher Horta. Esoknya Horta meralat statementnya dan menuduh pers telah memelintirkan ucapannya. Walaupun begitu, Horta tetap mencari kambing hitam yang dirasa bisa ia bantai. Berikutnya Horta menuduh Metro TV dan Desi Anwar sebagai pendukung tindakan makar Mayor Alfredo Reinaldo. Dikatakannya kalau Metro TV melalui Desi Anwar pernah menyelundupkan Mayor Alfredo Reinaldo ke Atambua dan mengirimnya ke sebuah hotel mewah di Jakarta untuk syuting program Kick Andy.
Selain itu Horta juga menuduh MetroTV telah memberikan dana sebesar US$ 1 juta ke rekening keluarga Reinaldo di sebuah bank di Australia. Dengan gaya kekanakannya, Horta mengeluh kalau dirinya yang seorang presiden dari negara miskin dan juga peraih hadiah Nobel pernah minta sokongan dana ke perusahaan besar seperti Conoco Phillip namun ia tidak mendapatkan sepeserpun. Memang lucu pernyataan Horta pasca peristiwa penembakan terhadap dirinya, jangan-jangan ada sel syaraf di otaknya yang rusak. Segala pernyataan Ramos Horta ini jadi mengingatkan aku akan kelakuan salah seorang mantan presiden kita yang juga gemar mengeluarkan pernyataan yang terkesan seenak jidatnya sendiri lalu besoknya langsung membuat bantahan serta menuduh wartawan telah memelintir ucapannya. Kalau saja si presiden kontroversial tersebut masih menjabat sekarang ini tentu akan terjadi perang statement yang seru dengan Ramos Horta.
Mayor Alfredo Reinaldo memang benar pernah muncul di acara Kick Andy di Metro TV yang di klaim pihak Metro TV dilakukan disebuah tempat rahasia di Timor Leste. Soal benar atau tidaknya Metro TV dan Desi Anwar pernah menyelundupkan Mayor Alfredo Reinaldo ke Jakarta memang masih gelap tapi menuduh mereka sebagai pendukung aksi penembakan terhadap Ramos Horta rasanya kurang tepat. Apa pula keuntungan Metro TV atas kematian Jose Ramos Horta? Jangan-jangan besok si Ramos Horta juga akan membuat teori konspirasi kalau Surya Paloh sang pemilik Metro TV ingin menjadi presiden Timor Leste setelah melihat peluangnya kecil untuk menjadi presiden Indonesia. Memang Surya Paloh juga termasuk seorang presiden wannabe tapi masa sih segitu nafsunya sampai mau-maunya jadi presiden negara kacau dan miskin seperti Timor Leste.
Suksesnya Metro TV mewawancarai Mayor Alfredo Reinaldo membuktikan kalau kemampuan intelejen Timor Leste sangatlah lemah. Jurnalis berhasil menemui Mayor Alfredo Reinaldo kok intelejen Timor Leste sama sekali gagal menangkapnya hidup-hidup.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

I truly believe that we have reached the point where technology has become one with our world, and I am 99% certain that we have passed the point of no return in our relationship with technology.


I don't mean this in a bad way, of course! Societal concerns aside... I just hope that as memory becomes cheaper, the possibility of uploading our brains onto a digital medium becomes a true reality. It's a fantasy that I daydream about every once in a while.


(Posted on Nintendo DS running [url=http://www.leetboss.com/video-games/r4i-r4-sdhc-nintendo-ds]R4i[/url] DS OperaMod)